October 10, 2009

Pengucilan Pengidap HIV/AIDS Rugikan Masyarakat

Posted on 10:39 AM by Administrator


Surabaya, Kompas - Masyarakat diajak menerima pengidap HIV/AIDS di sekitar lingkungan mereka. Pengucilan terhadap pengidap justru merugikan masyarakat. Salah satu penyebabnya, banyak dari pengidap yang masih berusia produktif.

Wali Kota Surabaya Bambang DH mengatakan, sejak 1991 hingga 2009 ada 1.971 kasus HIV dan 1.654 AIDS di Surabaya. Sebagian besar di antara mereka berusia 25 hingga 29 tahun atau dalam usia produktif.

”Kalau dikucilkan, mereka tak bisa bekerja dan secara ekonomi merugikan,” kata Bambang DH di sela-sela ekshibisi HIV/AIDS ”One Life Evolution” (OLE), yang diselenggarakan World Vision Indonesia, Jumat (9/10) di Surabaya, Jawa Timur.

Bambang mengakui tidak mudah mengajak masyarakat menerima pengidap HIV/AIDS. Masih banyak anggota masyarakat langsung apriori terhadap HIV/AIDS. ”Semua pengidap dicap tidak bermoral dan penyakit mudah menular. Padahal, pengidap bisa terinfeksi tanpa sengaja, seperti lewat transfusi darah atau jarum suntik,” tuturnya.

Direktur World Vision Indonesia, penyelenggara OLE, Trihadi Saptoadi mengatakan, di Indonesia diperkirakan ada 270.000 orang terinfeksi HIV dan hanya 10 persen yang terdata di Departemen Kesehatan.

Edukasi seperti OLE dibutuhkan agar HIV/AIDS bisa dianggap sebagai masalah bersama. Lewat OLE, masyarakat diajak mengetahui lebih banyak pengalaman para pengidap HIV/AIDS. Setelah tahu pengalaman itu, pengunjung OLE akan diberi formulir pilihan sikap untuk merespons HIV/AIDS. (RAZ)

No Response to "Pengucilan Pengidap HIV/AIDS Rugikan Masyarakat"