October 10, 2009

Jika Tiba Saatnya Memutuskan Si Dia


Anda ingin segera mengakhiri hubungan dengan pasangan? Memutuskan hubungan terutama bagi Anda yang sudah membinanya selama beberapa tahun memang tidak mudah dan banyak hal yang dipertimbangkan.

Tetapi jika Anda merasa lebih baik hubungan diakhiri karena tidak akan berhasil dan malah menyakiti satu sama lain segera lakukan dan jangan pernah menundanya.

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan waktu untuk mengatakan putus padanya. Sebetulnya hal tersebut bisa dilakukan kapan saja, tetapi sebaiknya hindari mengatakan putus melalui e-mail, sms, telepon atau saat ia sedang mengendarai mobil. Pilihlah tempat yang membuat Anda bisa bicara serius dengannya.

Kedua, jangan menggunakan kata-kata kasar. Hindari mengeluarkan kata kasar saat Anda memutuskan hubungan dengannya. Bersikaplah dewasa dan usahakan putus secara baik-baik. Jika sikapnya cenderung memojokkan dan memancing emosi langsung pertegas keputusan Anda dan tinggalkan dia. Karena, sikap buruknya tentu malah meyakinkan keputusan Anda.

Ketiga, ungkapkan alasan mendasar mengapa Anda ingin mengakhiri hubungan. Jangan ungkapkan alasan klise seperti "kita tidak cocok", "kamu terlalu baik untukku" atau "aku tidak bisa membahagiakanmu."

Katakan saja hal yang sesungguhnya mengapa Anda ingin mengakhiri hubungan. Jangan berbohong untuk tidak membuatnya sakit hati karena alasan apapun yang Anda gunakan untuk memutuskannya pasti menyakitkan.

Keempat, bersiaplah dengan reaksinya. Respon saat pria emosi akan jauh berbeda dengan kaum wanita. Ia bisa saja marah-marah, memaki, atau bahkan melecehkan. Tetapi ada juga yang menangis dan mengiba agar Anda tidak memutuskan hubungan. Jangan sampai keputusan Anda menjadi goyah karena sikapnya yang bisa saja hanya berpura-pura.

Untuk itu pertimbangkan matang-matang sebelum Anda ingin mengakhiri hubungan. Jika keputusan dibuat dengan pertimbangan yang matang, respon apapun yang dibuat oleh pasangan tidak akan mungkin merubah keputusan Anda.

Pengucilan Pengidap HIV/AIDS Rugikan Masyarakat


Surabaya, Kompas - Masyarakat diajak menerima pengidap HIV/AIDS di sekitar lingkungan mereka. Pengucilan terhadap pengidap justru merugikan masyarakat. Salah satu penyebabnya, banyak dari pengidap yang masih berusia produktif.

Wali Kota Surabaya Bambang DH mengatakan, sejak 1991 hingga 2009 ada 1.971 kasus HIV dan 1.654 AIDS di Surabaya. Sebagian besar di antara mereka berusia 25 hingga 29 tahun atau dalam usia produktif.

”Kalau dikucilkan, mereka tak bisa bekerja dan secara ekonomi merugikan,” kata Bambang DH di sela-sela ekshibisi HIV/AIDS ”One Life Evolution” (OLE), yang diselenggarakan World Vision Indonesia, Jumat (9/10) di Surabaya, Jawa Timur.

Bambang mengakui tidak mudah mengajak masyarakat menerima pengidap HIV/AIDS. Masih banyak anggota masyarakat langsung apriori terhadap HIV/AIDS. ”Semua pengidap dicap tidak bermoral dan penyakit mudah menular. Padahal, pengidap bisa terinfeksi tanpa sengaja, seperti lewat transfusi darah atau jarum suntik,” tuturnya.

Direktur World Vision Indonesia, penyelenggara OLE, Trihadi Saptoadi mengatakan, di Indonesia diperkirakan ada 270.000 orang terinfeksi HIV dan hanya 10 persen yang terdata di Departemen Kesehatan.

Edukasi seperti OLE dibutuhkan agar HIV/AIDS bisa dianggap sebagai masalah bersama. Lewat OLE, masyarakat diajak mengetahui lebih banyak pengalaman para pengidap HIV/AIDS. Setelah tahu pengalaman itu, pengunjung OLE akan diberi formulir pilihan sikap untuk merespons HIV/AIDS. (RAZ)